Saat
ini di seluruh Indonesia, banyak institusi kesehatan tersebar di
bebagai daerah. Jadi dapat diperkirakan mahasiswa-mahasiswa dengan basic
kesehatan semakin banyak pula. Untuk membantu mengatasi masalah remaja,
maka mahasiswa dengan basic kesehatan hendaknya ikut berperan aktif
yakni dengan memberikan pendidikan pada remaja di sekolah ataupun di
fakultas non kesehatan. Strategi yang dapat di jalankan adalah melalui
penyebarluasan pengalaman dan pelajaran tentang masalah yang banyak
terjadi pada remaja.
Masa
remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa yang
yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak proses yang
harus dilalui seseorang dimasa transisi kanak-kanak menjadi dewasa ini.
Tantangan yang dihadapi orangtua dan petugas kesehatan dalam menangangi
problematika remaja pun akan semakin kompleks. Namun ada penyelesaian
masalah untuk membentuk manusia-manusia kreatif dengan karakter yang
kuat, salah satunya dengan melakukan asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok remaja.
Berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin canggih membawa
dampak pada semua kehidupan, terutama pada generasi penerus bangsa
khususnya pada remaja. Salah satunya dampak negative banyak para pelajar
di kalangan remaja sudah merokok, berkendaraan dengan kecepatan tinggi,
percobaan bunuh diri, minum-minuman dan penggunaan zat yang merusak
kesehatan.
Dampak
yang terjadi pada remaja itu merupakan masalah yang komplek, ditandai
oleh dorongan penggunaan yang tidak terkendali untuk terus menerus
digunakan, walaupun mengalami dampak yang negative dan menimbulkan
gangguan fungsi sehari-hari baik dirumah, sekolah maupun di masyarakat.
B. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini penulis membahas tentang asuhan keperawatan komunitas pada remaja.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan meliputi tujuan umum dan khusus.
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa / mahasiswi STIKES Bhakti Husada Bengkulu memperoleh informasi dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan konsep teori tentang remaja.
b. Mampu melaksanakan pengkajian pada remaja dengan masalah yang ada.
c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas remaja.
d. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada remaja.
e. Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan komunitas pada remaja
f. Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada remaja yang bermasalah.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan
makalah ini tediri dari IV Bab yaitu : Bab I Pendahuluan, yang
meliputi; latar belakang, ruang lingkup, tujuan penulisan (tujuan umum
dan tujuan khusus), dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan teoritis terdiri dari konsep dasar teori dan konsep dasar asuhan keperawatan. Bab III tinjauan kasus. Bab IV Pembahasan. Bab V Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KASUS
1. Definisi Remaja
Remaja
atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya
antara usia 13-20 tahun. Batasan usia remaja
menurut WHO adalah 12 s/d 24 th Namun jika pada usia remaja sudah
menikah maka ia sudah tergolong dalam kelompok dewasa. Istilah
adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika
pubertas menunjukan titik di mana reproduksi mungkin dapat terjadi.
Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada
orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk
menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi.
2. Masalah Kesehatan Spesifik Pada Adolesens
a. Kecelakaan
tetap merupakan penyebab utama kematian pada adolesens (sekitar 70%).
Kecelakaan kendaraan bermotor, yang merupakan penyebab umum terbanyak,
mengakibatkan hamper setengah kematian pada usia 16 sampai 19 tahun
(Edelmen da Mandel, 1994). Kecelakaan ini sering dikaitkan dengan
intoksikasi alcohol atau penyalahgunaan obat.
b. Penyalahgunaan
zat merupakan kenyataan masalah utama bagi mereka yang bekerja dengan
adolesens. Adolesens dapat menyakini bahwa zat yang merubah alam persaan
menciptakan perasaan sejahtera atau membuktika tingkat penampilan.
Semua adolesensberada pada risiko penggunaan zat untuk eksperimental
atau kebiasaan atau berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih
berisiko terhadap penggunaan kronik dan ketergantungan fisik. Beberapa
adolesens percaya bahwa penggunaan zat membuat mereka lebih matur.
c. Bunuh
diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pad adolesens usia antara
15 dan 24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan dan pembunuhan merupakan
penyebab utama. Depresi dan isolasi social biasanya mendahului usha
diri, tetapi bunuh diri mungkin juga sebagai akibat dari kombinasi
beberapa factor.
d. Penyakit
menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun di bawah usia
25 tahun. Tingkat insiden tertinggi mengharuskan adolesens yang aktif
seksual dilakukan skrining terhadap PMS, meskipun mereka tidak
menunjukan gejala. Kehamilan remaja merupakan kejadian umum di Amerika
Serikat; 1 dari setiap 10 wanita dibawah usia 20 tahun mengalami
kehamilan, dan banyak yang memilih untuk memelihara bayinya sendiri.
Kehamilan tidak memiliki risiko fisik pada ibu yang masih remaja kecuali
mereka dibawah usia 16 tahun atau tidak menerima perawatan prenatal.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengkajian
Pengkajian
merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi,
maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ada lima
kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisa data,
perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas
masalah.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a) Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan komunitas, data demografi, vital statistic, status kesehatan komunitas
b) Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas, batas-batas wilayah, dan kondisi geografis
c) Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan kesehatan, fasilitas social (pasar, toko, dan swalayan)
d) Ekonomi,
meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan,
jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur,
ibu rumah tangga dan lanjut usia.
e) Keamanan dan transportasi
f) Politik
dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian, struktur organisasi,
kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok organisasi
dalam kesehatan
g) Sistem
komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat komunikasi
yang digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi
h) Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan yang tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan
i) Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi
2. Analisa Data
Analisa
data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa
data;
a) Menetapkan kebutuhan komunitas
b) Menetapkan kekuatan
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
3. Prioritas masalah
Dalam
menentukan priorita masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan yang
perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria penapisan,
diantaranya:
a) Sesuai dengan perawat komunitas
b) Jumlah yang berisiko
c) Besarnya resiko
d) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e) Minat masyarakat
f) Kemungkinan untuk diatasi
g) Sesuai dengan program pemerintah
h) Sumber daya tempat
i) Sumber daya waktu
j) Sumber daya dana
k) Sumber daya peralatan
l) Sumber daya orang
Masalah
yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala pembobotan, yaitu : 1 =
sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 = tinggi, 5 = sangat tinggi.
Kemudian masalah kesehatan diprioritaskan berdasarkan jumlah keseluruhan
scoring tertinggi.
4. Diagnosa Keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
a) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
b) Penyebab (Etiologi)
Yang
meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi
perilaku dengan lingkungan.
c) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa ditegakkan pada adolesens, yaitu :
1. Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d. Aktivitas seksual
2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. Aktivitas seksual
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau mesin penjual makanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol atau obat
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a. Perasaan negative tentang tubuh
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan adolesens
5. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan komunitas yang telah ditentukan
dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi perencanaan
keperawatan meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
|
Masalah kesehatan adolesens
|
Intervensi promosi kesehatan
|
|
1. Cedera tidak disengaja
|
- Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan mengemudi dan menggunakan sabuk keselamatan
- Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan minum dan berkendaraan; penggunaan obat
- Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang menggunakan kendaraan bermotor
- Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk penggunaan semua alat olahraga
|
|
2. Penggunaan zat
|
- Periksa penggunaan zat, seperti alcohol, rokok dan obat-obatan serta informasikan risiko penggunaannya
|
|
3. Bunuh diri
|
- Berikan informasi tentang bunuh diri
- Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba bunuh diri
|
|
4. Penyakit menular seksual
|
- Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan, dan gejala yang berhubungan
- Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif seksual, tentang penggunaan kondom
- Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual
|
6. Implementasi Keperawatan
Merupakan
tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan komunitas yang telah
disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu :
1. Berdasarkan respon masyarakat.
2. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta lingkungannya.
4. Bekerja sama dengan profesi lain.
5. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit.
6. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
7. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan implementasi keperawatan.
7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi
memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses
dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan Komunitas pada Remaja di Kelurahan A
A. PENGKAJIAN
1. Data Inti
a) Sejarah
Sebagian besar remaja di Kelurahan A sudah lama tinggal di Bengkulu karena orang tua dan keluarga besarnya bertempat tinggal di sana. Sehingga komunitas remaja sebagian besar dilahirkan disina
dan bersekolah di Bengkulu. Mereka juga tidak tahu siapa yang pertama
kali tinggal di kota ini. Mereka hanya tahu kalau puyang dan kakeknya
juga tinggal disini. Saat pengkajian para remaja biasanya masih tinggal bersama orang tuanya dan biasanya penghasilan orang tuanya tersebut dari kota itu sendiri.
b) Demografi
Kelurahan
A dengan 5 RT dan 2 RW mempunyai jumlah penduduk 1050 jiwa (220KK).
Dimana RW tersebut terdiri dari RW 01 dan 02, terdiri 5 RT yaitu: RT 01,
RT02, RT03, RT 04, RT 05 dimana pada RT 05. Batas wilayah yang
dijadikan target pengkajian, sebelah utara dibatasi oleh RW 02, sebelah
selatan dibatasi oleh perkebunan, di sebelah timur dibatasi oleh komplek
perumahan dan di sebelah barat dibatasi oleh RW 01. Kelurahan memilki
berbagai fasilitas umum yang terdiri dari sebuah masjid, sebuah taman
kanak-kanak, sebuah balai RW dan dua lokasi pemakaman umum. Fasilitas
pelayanan kesehatan yang dimilki ada puskesmas harapan warga.
Distribusi Penduduk berdasarkan Umur dan Jenis kelamin
|
No
|
Umur
|
Jenis Kelamin
| |||||
|
Laki-laki
|
%
|
Perempuan
|
%
|
Total
|
%
| ||
|
1
|
0-5
|
58
|
10,90
|
74
|
14,29
|
132
|
12,57
|
|
2
|
6-12
|
68
|
12,78
|
63
|
12,16
|
131
|
12,48
|
|
3
|
13-20
|
91
|
17,10
|
85
|
16,41
|
176
|
16,76
|
|
4
|
21-35
|
125
|
23,50
|
142
|
27,41
|
267
|
25,43
|
|
5
|
36-54
|
129
|
24,25
|
101
|
19,50
|
230
|
21,90
|
|
6
|
>55
|
61
|
11,47
|
53
|
10,23
|
114
|
10,86
|
|
Total
|
532
|
100
|
518
|
100
|
1050
|
100
| |
Berdasarkan
table diatas, umur 13-20 tahun yaitu umur remaja sebanyak laki-laki 91
orang dan perempuan sebanyak 85 orang, menurut WHO batasan umur remaja
adalah 12-24 tahun di interval umur 6-12 tahun ada 2 orang yang berumur
12 tahun, pada interval 21-35 tahun ada 12 orang yang termasuk dalam
batasan umur menurut WHO. Jadi jumlah remaja di kelurahan A adalah 190
orang, dengan persentase 18,09% dari jumlah penduduk di kelurahan A.
- Etnisitas
Kelompok budaya yaitu: bangsa Jawa, Batak, Padang, dll.
- Nilai dan Keyakinan
Nilai
yang mereka anut adalah kebersamaan dan keyakinan yang mereka anut yang
terdiri dari agama Islam, Kristen. Tapi kenyataan dari menganut agama
Islam terlihat dari banyaknya bangunan masjid.
2. Data Lingkungan Fisik
Di lingkungan Kelurahan A banyak terdapat perumahan dengan tipe permanen dengan persentase 82%, semi permanen13%, tidak permanen 5%. Sebagian besar status kepemilikan rumah di kelurahan A milik sendiri.
Belum terdapatnya lokasi untuk wadah perkumpulan remaja seperti karang
taruna di Kelurahan A. Biasanya remaja berkumpul di persimpangan dekat
RW 02 untuk dijadikan lokasi pertemuan kebut-kebutan.
3. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Sarana
kesehatan yang paling terdekat adalah puskesmas, sebagian besar orang
tua biasanya membawa remaja de puskesmas jika remaja sakit, jika ada
keadaan yang darurat barulah dibawa ke rumah sakit. Tempat pelayanan kesehatan yang lainnya adalah dokter praktek umum, bidan, balai pengobatan
4. Ekonomi
Di Kelurahan kebanyakan orang tua dari remaja berekonomi menengah ke atas, sehingga tidak ada kendala untuk memenuhi keinginan remaja seperti membelikan kendaraan bermotor.
Sebagian besar remaja masih bergantung dengan orang tua mereka dalam
pemenuhan kebutuhan, sebagiannya lagi remaja tidak ada kegiatan atau
penganguran.
5. Keamanan dan Transportasi
Kendaraan di Kelurahan A sangat mudah dan banyak, sehingga para remaja bisa menggunakan fasilitas kendaraan umum tersebut. Tetapi kebanyakan dari mereka tidak bisa memanfaatkan kendaraan tersebut, 50% remaja mengisi waktu untuk kebut-kebutan dijalan raya. Hamper seluruh remaja memiliki kendaraan dengan persentase 89%.
6. Politik dan Pemerintah
Di Kelurahan A para
remaja banyak tidak mengikuti dan tidak berperan serta dalam kelompok
organisasi di komunitas mereka. Di kelurahan A tidak terdapat wadah
perkumpulan seperti karang taruna.
7. Sistem komunikasi
Sebagian besar remaja kalau ada masalah memberitahukan masalahnya
kepada teman sebaya yang dekat dengannya, ada juga yang hanya diam
saja, dan mengalihkan masalahnya dengan kegiatan yang tidak bermanfaat
seperti kebut-kebutan.
8. Pendidikan
Para remaja mendapatkan ilmu pengetahuan yang pasti tetapi harus mendapatkan ilmu yang berhubungan dengan kesehatan, karena
remaja rentan terhadap resiko kematian akibat kendaraan bermotor dengan
kecepatan yang tinggi, remaja juga memiliki rasa ingin tahu yang besar
sehingga ingin mencoba hal-hal yang baru, pengetahuan tentang dampak
buruk dari merokok dan zat-zat yang berbahaya harus diberitahuakan
kepada kelompok remaja ini.
9. Rekreasi
Di
Kelurahan A biasanya remaja lebih memilih rekreasi dengan duduk di
warung sambil merokok dengan persentase 70%, minum-minuman dengan
persentase 15%.
10. Pemeriksaan fisik remaja
Table Status kesehatan remaja Kelurahan A dalam 6 bulan terakhir
|
Jenis penyakit
|
Frekuensi
|
%
|
|
1. Batuk pilek
2. Asma
3. TBC
4. Malaria
5. Anemia
6. Tidak ada
|
80
10
2
50
20
28
|
42,10
5,26
1,05
26,31
10,52
14,73
|
|
Jumlah
|
190
|
100
|
Menurut tabel status kesehatan remaja Kelurahan A jenis penyakit terbanyak adalah batuk pilek dengan jumlah 80 orang (42,10%).
Tabel Analisa Data
|
ANALISA DATA
|
MASALAH KESEHATAN
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
|
Hasil Quisioner :
§ 50% remaja menggunakan sebagian waktu untuk kebut-kebutan dijalan raya.
§ Hampir seluruh remaja mempunyai kendaraan bermotor 89%
Hasil Wawancara :
§ Beberapa remaja mengatakan bahwa umumnya mereka mengisi waktu luang di luar rumah, seperti: kebut-kebutan di jalan raya.
Hasil Observasi
§ Tidak ditemukannya wadah perkumpulan remaja (Karang Taruna) di kelurahan A
|
- Resiko cedera pada remaja di kelurahan A
|
- Resiko
cedera pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan remaja tentang bahaya kebut-kebutan dijalan raya
|
|
Hasil Quisioner :
§ Kebiasaan remaja; merokok 70% , minum beralkohol 15%, narkoba 10% dan prilaku seksual 5% menyimpang.
Hasil Wawancara :
§ Beberapa remaja mengatakan bahwa mereka jarang melakukan olahraga
Hasil Observasi
§ Tidak adanya kegiatan olahraga dan tidak terdapat sarana olahraga di kelurahan A.
|
- Perubahan pemeliharaan kesehatan
|
- Perubahan
pemeliharaan kesehatan pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan remaja tentang efek bahaya merokok, alkohol dan
narkoba
|
B. PENAMPISAN MASALAH
|
Diagnosa
keperawatan
|
Kriteria penapisan
| ||||||||||||
| | | | | | | |
Tersedia Sumber
| ||||||
|
Sesuai dengan peran
perawat komunitas
|
Jumlah yang beresiko
|
Besarnya resiko
|
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
|
Minat masyarakat
|
Keingnan masyarakat
|
Sesuai dengan program pemerintah
|
Sumber daya tempat
|
Sumber daya waktu
|
Sumber daya dana
|
Sumber daya peralatan
|
Sumber daya orang (perawat)
|
Jumlah skore
| |
|
Resiko
terjadinya peningkatan angka kematian pada remaja di kelurahan A
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya
kebut-kebutan di jalan raya
|
5
|
3
|
4
|
4
|
4
|
5
|
4
|
5
|
3
|
4
|
4
|
5
|
50
|
|
Perubahan
pemeliharaan kesehatan pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan remaja tentang efek bahaya merokok, alkohol dan
narkoba
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
3
|
4
|
4
|
5
|
57
|
Keterangan:
Skore: 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 = tinggi, 5 = sangat tinggi.
Jadi prioritas dalam kelurahan A ini adalah:
1. Perubahan
pemeliharaan kesehatan pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan remaja tentang efek bahaya merokok, alkohol dan
narkoba. Dengan skore 57.
2. Resiko
terjadinya peningkatan angka kematian pada remaja di kelurahan A
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya
kebut-kebutan di jalan raya. Dengan skore 50.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Dalam
melakukan pengkajian, pengumpulan data didapatkan dengan mudah atau
tidak terdapat kendala karena warga kelurahan A dapat menerima kehadiran
perawat komunitas (mahasiswa) untuk memberikan keterangan yang
dibutuhkan dengan keterangan yang benar adanya.
B. Diagnose Keperawatan
Remaja
kelurahan A banyak yang berperilaku yang tidak baik untuk kesehatan
mereka, kebiasaan merokok, minum beralkohol, narkoba dan sering
kebut-kebutan menjadikan semua ini masalah yang harus diatasi, melalui
penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa diharapkan terbentuk karang
taruna atau organisasi. Diagnosa yang dapat ditegakkan di kelurahan A
pada remajanya adalah peruubahan pemeliharaan kesehatan pada remaja di
kelurahan A berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang efek
bahaya merokok, alkohol dan narkoba.diagnosa yang kedua adalah resiko
terjadinya peningkatan angka kematian pada remaja di kelurahan A
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya
kebut-kebutan di jalan raya.
C. Intervensi Keperawatan
Penyuluhan
dilakukan di balai desa kelurahan A dengan dihadiri 95% remaja dari 108
remaja yang ada di kelurahan A. Remaja tampak aktif dan banyak bertanya
tentang bahaya merokok, bahaya kebut-kebutan dan peraturan lalu lintas.
Dari
hasil penyuluhan ini organisasi telah terbentuk karang taruna, dengan
kader remaja yang sudah dilatih. Para remaja mengisi waktu luang mereka
dengan kegiatan yang bermanfaat dengan iktu serta dalam organisasi,
kegiatan berkendaraan bermotor dengan kebut-kebutan sudah bisa diatasi,
para remaja juga memelihara kesehatan mereka dengan berolahraga dan
mengurangi kebiasaan buruk mereka.
Adapun
intervensi yang tidak terlaksana adalah penyediaan saran olahraga bagi
remaja kelurahan A disebabkan oleh terbatasnya dana dan tidak ada lokasi
untuk gedung berolahraga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar